Australia's Highest Rated Food Intolerance Test

Memahami Alergi Susu Sapi

 

Alergi susu sapi (CMA) adalah reaksi kekebalan tubuh yang merugikan terhadap satu atau lebih protein yang ditemukan dalam susu sapi. Ini adalah salah satu alergi makanan yang paling umum terjadi pada bayi dan anak kecil. Reaksi ini dapat terjadi segera atau dalam beberapa jam setelah mengonsumsi susu sapi dan gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga berat.

Gejala-gejala CMA dapat meliputi:

  • Reaksi kulit seperti gatal-gatal, ruam, atau eksim
  • Gejala pencernaan seperti muntah, diare, sakit perut, atau darah dalam tinja
  • Gejala pernapasan seperti mengi, pilek, atau batuk
  • Anafilaksis, reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa.
  • Pada bayi, CMA juga dapat menyebabkan kerewelan, kolik, dan gagal tumbuh.

CMA didiagnosis oleh tenaga kesehatan profesional melalui kombinasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes alergi. Tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis CMA meliputi tes tusuk kulit dan tes darah seperti RAST.

Pengobatan utama untuk CMA adalah dengan menghilangkan susu sapi dari makanan. Dalam kasus di mana susu sapi merupakan sumber nutrisi utama, susu formula terhidrolisis ekstensif atau susu formula berbasis asam amino sering kali direkomendasikan.

Penting untuk bekerja sama dengan ahli kesehatan dan ahli gizi untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sambil menghindari susu sapi.

Apakah ada berbagai jenis alergi susu sapi

Ya, ada beberapa jenis alergi susu sapi (CMA) yang berbeda berdasarkan protein spesifik yang memicu reaksi alergi, yaitu dua jenis utama:

CMA yang diperantarai IgE: Ini adalah jenis CMA yang paling umum, dan disebabkan oleh reaksi alergi langsung terhadap protein susu sapi. Reaksi ini diperantarai oleh antibodi IgE, yang memicu pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya. Gejala CMA yang diperantarai IgE dapat muncul dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi susu sapi, dan dapat berupa gatal-gatal, ruam, eksim, muntah, diare, sakit perut, darah pada tinja, dan anafilaksis.

CMA yang dimediasi non-IgE: Jenis CMA ini disebabkan oleh reaksi yang tertunda terhadap protein susu sapi. Reaksi ini tidak dimediasi oleh antibodi IgE, dan gejalanya dapat muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi susu sapi. Gejala CMA yang dimediasi oleh non-IgE dapat meliputi eksim, dermatitis atopik, diare kronis, gagal tumbuh kembang, dan otitis media (infeksi telinga tengah) yang berulang. Jenis CMA ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak.

Perlu dicatat bahwa beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas non-alergi terhadap susu sapi, juga dikenal sebagai intoleransi laktosa, yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu. Gejalanya termasuk kembung, gas, dan diare tetapi bukan merupakan reaksi alergi.

Penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari ahli alergi atau tenaga kesehatan profesional untuk mengklarifikasi jenis alergi atau sensitivitas susu sapi dan merancang rencana perawatan yang sesuai.

Apa saja jenis reaksi terhadap susu sapi?

Terdapat beberapa jenis reaksi yang dapat terjadi sebagai respons terhadap susu sapi, yang meliputi:

Reaksi alergi: Reaksi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi protein susu sapi sebagai sesuatu yang berbahaya dan memproduksi antibodi (IgE) untuk melawannya. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, ruam, eksim, muntah, diare, sakit perut, darah pada tinja, dan anafilaksis.

Reaksi non-alergi: Reaksi ini tidak disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh dan dapat mencakup gejala seperti eksim, dermatitis atopik, diare kronis, gagal tumbuh, dan otitis media (infeksi telinga tengah) yang berulang.

Sensitivitas non-alergi: Intoleransi laktosa adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna laktosa, gula yang terdapat dalam susu. Gejalanya meliputi kembung, gas, dan diare, namun ini bukanlah reaksi alergi.

Reaksi-reaksi silang: Beberapa orang yang alergi terhadap satu jenis protein dalam susu sapi juga dapat bereaksi terhadap protein serupa yang ditemukan dalam susu mamalia lain (kambing, domba, kerbau, dll.).

Penting untuk dicatat bahwa beberapa orang mungkin memiliki lebih dari satu jenis reaksi terhadap susu sapi. Sebagai contoh, seseorang dengan alergi susu sapi mungkin juga memiliki intoleransi laktosa. Selain itu, gejala-gejala ini dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya. Diagnosis yang tepat dari seorang profesional kesehatan penting untuk mengidentifikasi jenis reaksi dan menyusun rencana perawatan yang tepat.

Apa yang harus saya lakukan jika saya mencurigai anak saya memiliki gejala Alergi Susu Sapi?

Jika Anda mencurigai bahwa anak Anda memiliki gejala alergi susu sapi (CMA), penting untuk mencari nasihat medis sesegera mungkin. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  1. Buatlah janji dengan dokter umum atau dokter anak anak Anda. Tenaga kesehatan profesional akan mencatat riwayat rinci gejala anak Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.
  2. Buatlah buku harian makanan untuk melacak apa yang dimakan anak Anda dan gejala apa pun yang mereka alami. Hal ini dapat membantu tenaga kesehatan menentukan apakah susu sapi adalah penyebab gejala tersebut.
  3. Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan tentang gejala dan riwayat kesehatan anak Anda, serta obat apa pun yang mereka konsumsi.
  4. Tenaga kesehatan juga dapat melakukan beberapa tes seperti tes tusuk kulit atau tes darah (RAST) untuk mendiagnosis kondisi tersebut.
  5. Jika CMA didiagnosis, tenaga kesehatan profesional akan mengembangkan rencana perawatan yang mungkin termasuk menghilangkan susu sapi dari makanan anak Anda, memberikan susu formula terhidrolisis ekstensif atau susu formula berbasis asam amino.
  6. Ikuti rencana perawatan dan penuhi semua janji temu tindak lanjut dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk memantau kemajuan anak Anda.
  7. Bekerja sama dengan ahli kesehatan dan ahli diet untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi anak Anda terpenuhi sambil menghindari susu sapi.

Penting untuk diingat bahwa alergi susu sapi dapat menjadi kondisi yang serius dan penting untuk mencari nasihat medis dari dokter Anda sesegera mungkin jika Anda mencurigai bahwa anak Anda memiliki gejala CMA.

Tes apa saja yang tersedia untuk mendiagnosis setiap jenis Alergi Susu Sapi?

Ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis alergi susu sapi (CMA), termasuk:

  1. Tes tusuk kulit: Tes ini melibatkan pemaparan kulit terhadap sejumlah kecil protein susu sapi dan mengamati reaksinya. Reaksi positif, seperti benjolan yang meninggi, merah, dan gatal, mengindikasikan bahwa individu tersebut alergi terhadap susu sapi.
  2. Tes darah (RAST atau ELISA): Tes ini mengukur tingkat antibodi IgE terhadap protein susu sapi dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa individu tersebut alergi terhadap susu sapi.
  3. Tantangan makanan oral: Tes ini melibatkan pemberian sejumlah kecil susu sapi untuk diminum dan mengamati reaksinya. Tes ini dianggap sebagai cara yang paling akurat untuk mendiagnosis CMA, tetapi juga memiliki risiko reaksi alergi yang parah dan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang berkualifikasi.
  4. Tes tempel: Tes tempel adalah tes kulit yang digunakan untuk mendiagnosis reaksi hipersensitivitas tipe tertunda. Tempelan yang mengandung protein susu sapi dioleskan ke kulit, dan kulit kemudian diamati untuk mengetahui tanda-tanda reaksi alergi.

Perlu dicatat bahwa hasil tes positif tidak selalu berarti bahwa individu tersebut menderita CMA, dan hasil tes negatif tidak selalu berarti bahwa individu tersebut tidak menderita CMA. Oleh karena itu, diagnosis harus dikonfirmasi oleh tenaga kesehatan profesional, dengan mempertimbangkan gejala, hasil tes, dan riwayat medis pasien.

Penting juga untuk diingat bahwa beberapa orang mungkin memiliki lebih dari satu jenis reaksi terhadap susu sapi, sehingga penting untuk dievaluasi oleh tenaga kesehatan profesional yang dapat menentukan jenis reaksi dan menyusun rencana perawatan yang sesuai.

Apa saja alternatif pengganti susu sapi

Ada beberapa alternatif untuk susu sapi yang dapat digunakan untuk orang yang memiliki alergi susu sapi (CMA) atau intoleransi laktosa, beberapa contohnya termasuk:

  1. Susu kedelai: Susu ini merupakan alternatif yang populer untuk susu sapi, dan terbuat dari kacang kedelai, yang merupakan sumber protein yang baik dan sering kali diperkaya dengan vitamin dan mineral.
  2. Susu almond: Susu ini terbuat dari kacang almond yang digiling dan air, rendah protein dan kalori, tetapi merupakan sumber lemak sehat yang baik.
  3. Susu beras: Susu ini terbuat dari beras yang digiling dan air, rendah protein dan lemak, dan merupakan sumber karbohidrat yang baik.
  4. Susu gandum: Susu ini terbuat dari gandum, air, dan bahan lainnya. Susu ini rendah protein tetapi tinggi karbohidrat dan serat makanan.
  5. Susu rami: Susu ini terbuat dari biji rami dan air, dan merupakan sumber protein dan lemak sehat yang baik.
  6. Santan: Terbuat dari daging kelapa dan air, tinggi lemak jenuh, tetapi juga merupakan sumber lemak sehat yang baik, dan dapat digunakan sebagai pengganti susu dalam memasak dan membuat kue.
  7. Susu kacang polong: Susu ini terbuat dari kacang polong kuning dan air, merupakan sumber protein nabati yang baik, dan juga rendah lemak dan kalori.

Perlu dicatat bahwa alternatif ini mungkin tidak cocok untuk semua orang dan penting untuk membaca label dan memeriksa nilai gizinya sebelum menggunakannya. Selain itu, beberapa orang mungkin memiliki alergi atau kepekaan terhadap beberapa alternatif ini. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau ahli gizi untuk menentukan alternatif terbaik untuk Anda atau anak Anda.

Saran apa yang dapat Anda berikan untuk bepergian dengan bayi yang alergi terhadap susu sapi

Bepergian dengan bayi yang memiliki alergi susu sapi (CMA) dapat menjadi tantangan tersendiri, tetapi ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membuat pengalaman tersebut semulus mungkin:

  1. Rencanakan sebelumnya: Cari tahu ketersediaan susu alternatif dan makanan bayi di tempat tujuan Anda dan pastikan Anda membawa bekal yang cukup untuk perjalanan.
  2. Berkomunikasi dengan maskapai penerbangan: Informasikan kepada maskapai penerbangan mengenai CMA anak Anda dan mintalah makanan atau akomodasi khusus jika perlu.
  3. Bawalah makanan Anda sendiri: Bawalah susu alternatif, makanan bayi, dan makanan ringan yang dapat dimakan oleh anak Anda.
  4. Bawalah obat-obatan darurat: Pastikan Anda membawa obat-obatan darurat, seperti antihistamin (atau epinefrin jika diperlukan), untuk berjaga-jaga jika terjadi reaksi alergi.
  5. Bawalah catatan medis anak Anda: Pastikan Anda membawa catatan medis anak Anda, termasuk rencana tindakan alergi mereka, jika terjadi keadaan darurat.
  6. Bersiaplah untuk menghadapi kendala bahasa: Jika Anda bepergian ke negara asing, mungkin akan berguna untuk membawa kartu terjemahan yang menjelaskan CMA anak Anda dan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
  7. Waspada: Selalu baca label dan waspadai bahan-bahan makanan yang ditawarkan kepada Anda, meskipun makanan tersebut tampak aman.
  8. Pertimbangkan untuk memasak makanan Anda sendiri jika Anda tinggal di tempat yang memiliki dapur.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu memastikan bahwa CMA anak Anda dikelola dengan baik dan perjalanan Anda senyaman mungkin. Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum bepergian dengan bayi yang menderita CMA.

Referensi

  1. Allergy UK. Bepergian dengan bayi. Diakses pada 16 Januari 2023.(https://www.allergyuk.org/resources/travelling-with-the-allergic-infant-factsheet/)
  2. www.bda.uk.com Panduan Alergi Susu dan Susu Formula Bayi. Diakses pada 16 Januari 2023.(https://www.bda.uk.com/resource/milk-allergy.html)
  3. Pedoman Alergi Susu dalam Perawatan Primer (MAP) 2019. Diakses pada 16 Januari 2023.(https://gpifn.org.uk/imap/)